Monday, September 20, 2010

so a-muse-ing....

Seorang penulis buku cerita anak bernama Chris Van Allsburg pernah berkata, "At first, I see pictures of a story in my mind. Then creating the story comes from asking questions of myself. I guess you might call it the 'what if - what then' approach to writing and illustration." Allsburg ini yang bikin cerita terkenal, Jumanji dan The Pollar Express, yang juga dibikin motion picturenya. Inspirasi Allsburg ketika membuat cerita Jumanji datang saat ia melihat sebuah kamar dan mulai membayangkan, gimana jadinya klo kamar ini dipenuhi binatang-binatang liar?
Yuph, sesimple itu cara kerja muse. Sebelum sebuah karya seni dinikmati orang lain, ada proses penciptaan, dan sebelum proses penciptaan, ada yang namanya muse atau yang dikenal sebagai sumber inspirasi. Setiap pekerja seni punya muse sendiri-sendiri. Gue, dengan ke-pede an ekstrim, juga menyebut diri gue seorang penyuka seni dan seni yang gue sukai adalah menulis. Waktu itu tulisan gue terbatas hanya berupa puisi anak sekolah, majalah dinding, PR mengarang, surat cinta dan contekan ujian. Waktu SMP gue mencoba mencintai seni lainnya, yaitu menjahit, tapi akhirnya gue menyerah pada kenyataan bahwa setelah 26 tahun, macam tusuk yang gue kenal cuma tusuk sate dan tusuk konde, which is, nggak ada hubungannya sama sekali.
Tahun 2001 gue berjumpa dengan muse gue. Seorang sahabat menghadiahi gue sebuah cerita yang meninggalkan jejak permanen dikepala gue. Sejak hari itu benda ciptaan Tuhan yang paling gue cintai adalah sebuah benda langit yang kita kenal sebagai, Bintang.  Walaupun masih berstatus penulis gadungan, tapi gue tetap bersyukur bahwa Tuhan menciptakan bintang itu untuk gue ikuti kemana arahnya. Seperti yang dibilang Allsburg, "Following my muse has worked out pretty well so far. I can't see any reason to change the formula now."
Eniwei, gue menulis ulang cerita ini sebagaimana aslinya, dan gue tujukan kepada penulis aslinya. Ai lop yu...

My Friend Like A Star

Si Vano suka banget ngeliatin si Kiki. Buat Vano, Kiki itu cantik, baik hati juga pinter. Selain itu Kiki juga cewek supel yang enggak pernah milih-milih dalam berteman. Makanya, enggak heran donk, klo Kiki punya banyak temen yang sayang sama cewek mungil yang emang cantik itu. Cuma selama ini Vano Cuma bisa jadi pengagum gelapnya Kiki. Vano pengen banget bisa deket sama Kiki, cewek kayak si Kiki, emang pantes jadi idola. Cuma Vano bingung gimana caranya supaya bisa ngedeketin Kiki. Abis Vano denger dari temen-temen cowoknya kalo Kiki itu type cewek cool untuk dideketin cowok. Motivasi Vano sendiri ngedeketin Kiki ya pengen aja jadi sobatnya Kiki. Buat Vano, Kiki bakal asyik buat dijadiin sahabat. Tapi gimana caranya yach?

Setelah lama dipikir-pikir, akhirnya Vano dapet  ide. Untuk bisa ngedeketin Kiki ternyata enggak susah kok. Dengan bersikap baik dan wajar ke Kiki, Vano yakin kalo dia bisa deket sama Kiki. Dan mulailah Vano bersikap apa adanya ke Kiki. Mulai negor Kiki kalo berpapasan di kantin atau minjemin catatan kimianya, ketika Kiki butuh Vano untuk melakukan sesuatu, Vano pasti berusaha melakukan dengan sukacita. Dan ternyata Kiki punya respon balik ke Vano. Sekarang Vano udah enggak usah repot-repot lagi nawarin catatannya ke Kiki karena dengan sendirinya Kiki akan memintanya ke Vano.

Bahkan hampir tiap malam Kiki ngebel ke rumah Vano untuk nanya ini itu seputar tugas sekolah. Keduanya makin bertambah akrab setelah mereka masuk dalam kegiatan ekstrakulikuler yang sama. Dan obrolan diantara merekapun makin berkembang. Dari obrolan seputar kegiatan sekolah sampai-sampai mereka berdua udah enggak canggung lagi saling curhat kalo lagi bt. Kedekatan mereka emang bisa bikin jealous yang ngeliat, terutama cowok-cowok yang gagal pdkt ke Kiki. Mereka pada penasaran apa sih yang dilakukan Vano sama Kiki? Kok kayanya Kiki lengket banget sama si Vano? Mau tau enggak sih apa yang bikin Kiki suka banget ada dideketnya Vano?

Karena Vano selalu bersikap wajar dan apa adanya ke Kiki. Didepan Kiki, Vano enggak pernah tuh bersikap sok manis atau jaim. Biasa aja, kalau Kiki tampil cantik bilang cantik, bagus dibilang bagus, kalo jelek ya dibilang jelek. Vano juga enggak pernah bersikap sok care ke Kiki dengan nelponin Kiki tiga kali sehari trus nanya, udah makan belum Ki? Vano yakin banget kalo caranya gitu Kiki bakal kasih tampang jutek trus enggak mau deket-deket sama Vano lagi. Apa yang Vano lakukan buat Kiki cukup hal-hal biasa yang mungkin terkesan sederhana tapi disertai ketulusan hati. Kalo Kiki salah, Vano selalu ngingetin sahabatnya plus ngasih tau dimana letak kesalahannya. Vano juga enggak pernah jealous en ngelarang Kiki untuk deket sama temen-temen cowoknya. Vano selalu membiarkan dan mendukung Kiki untuk berkembang dalam kehidupannya dan menjadi dirinya sendiri.

Hal-hal sederhana seperti itulah yang membuat Kiki ngerasa aman dan nyaman berada didepan Vano. Buat Kiki, Vano bener-bener special banget.

Suatu malam, Kiki merenung sambil memandang foto yang ada dihadapannya. Foto Kiki dan Vano waktu mereka tengah liburan bersama teman-teman sekelasnya. Enggak terasa hamper tiga tahun mereka bersahabat. Suka dan duka udah dijalani sama-sama. Banyak kenangan manis yang Kiki lalui bersama Vano yang pasti enggak akan pernah bisa ditukar oleh apapun yang ada didunia ini. Kenangan manis yang akan terus tergurat indah dalam hati Kiki. Sebenarnya bisa aja sich mereka jadian alias pacaran, tapi apa bisa seasyik ini??

Sementara ditempat yang berbeda, Vano tengah mengamati bintang-bintang yang tengah kelap-kelip dilangit, sambil mengagumi keindahan bintang, tiba-tiba Vano mikir, asyik banget yach kalau dia bisa meraih salah satu bintang yang ada trus ditaruh deh dalam kamarnya. Dengan gitu khan Vano enggak usah repot-repot masang lampu dikamarnya! Khan udah ada bintang? Tapi mana mungkin dia bisa meraih bintang? Bintang  Cuma bisa dilihat, dipandangi dan dikagumi. Untuk dimiliki, enggak mungkin! Pada saat sedang memandang bintang, tiba-tiba Vano jadi inget Kiki. Buat Vano, Kiki itu kaya bintang. Kecil namun indah. Seperti bintang yang selalu menemani dan menyinari kala malam tiba, begitu juga Kiki yang selalu menyinari hari-hari Vano. Walau mungkin enggak pernah bisa diraih untuk dimiliki, Vano tetap selalu yakin, dimana letak sahabatnya, yaitu dalam hatinya.

Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.

By : Blue.flowers, 28401

In memory from1999 til now. Such a wonderful time we had together, sis. Through time and years, keep you in my life, always have and always will.

Kezia Mamoto

5 comments:

my_pandabear said...

good...story
but, knp ada nama gue ya cong???
tolong kasi note dibawahnya
-kesamaan nama tempat & kejadian hanya kebetulan semata-

Unknown said...

makasih....makasih.... *hormat!!

Hahahaha...sorry boss, ini apresiasi buat 'muse' gue ama penulis aslinya.. ehhmmm kejadian apa yah??

my_pandabear said...

tak ada kejadian, maksud gue biasanya ada tulisan seperti note kecil "kesamaan nama tempat & kejadian hanya kebetulan semata"
yg gue tanyain kan cuma nama cong.... :P

Unknown said...

hahahahaha.... maap cong.. astaga!! gue gak nyadar pas baca, baru liat poto lo.. o maigat... elu toh!! ya sudahlah...no harm done, right?!

my_pandabear said...

wkwkwkwkwkwk

yoi dah, secara elu dah emak2 sekarang
:P piss :D

Post a Comment