Friday, September 24, 2010
Hari itu hujan turun setengah deras, setengah gerimis. aku berdiri didepan jendela. aku memperhatikan setiap tetes air yang menetes diatas daun-daun diatas pohon dan air yang menetes diatas kolam.
Beberapa hari kemarin panas matahari tidak memberi ampun pada yang membutuhkan hujan, atau setidaknya air untuk membasahi permukaan bumi yang mendidih. baik siang maupun malam cuaca lembab dan gersang. hari-hari panen bagi tukang es buah dan es puter yang hanya perlu berkeliling tak sampai seharian. namun juga hari-hari yang melelahkan bagi kipas angin yang dipaksa berputar terus menerus. ketika awan membuka sela-selanya dan menurunkan hujan pada hari itu, aku seperti mendengar sorak-sorak dari dedaunan dan pohon-pohon. suara-suara orang mendengkur dibalik kenyamanan cuaca juga tak kalah serunya. seperti ada pesta penyambutan. suasana gembira yang entah akan bertahan berapa lama. aku juga senang karna aku sendiri juga kepanasan.
Ketika tetes-tetes air hujan menghampiri dedaunan dan kolam, keduanya menyambut gembira. setiap tetes seakan begitu berharga bagi mereka. rintikan yang menetes dipermukaan kolam, menimbulkan riak, berpadu dengan rintikan yang menetes pada permukaan daun menjadi pemandangan yang menenangkan bagi mereka yang menikmatinya.
Kemudian aku berpikir perihal daun dan kolam. jika dilihat dari segi keindahan, perpaduan itu memang merupakan sesuatu yang indah, begitu juga jika dinikmati sendiri-sendiri. namun jika dilihat dari segi kebutuhan, apakah daun dan kolam membutuhkan hal yang sama yaitu air hujan?
Mungkin sebenarnya sama-sama membutuhkan, namun untuk tujuan yang berbeda. daun dan pohon membutuhkan air untuk tetap hidup. sedangkan kolam membutuhkan air untuk tetap indah. hidup dan keindahan, mana yang lebih penting? mereka berdampingan namun terkadang tak bisa menentukan mana yang utama. hidup tanpa keindahan sangat membosankan namun keindahan tanpa hidup adalah mati.
Daun dan pohon tidak bisa menghasilkan air itu dari dirinya sendiri, ia hanya mampu menerima. setelah menerima kemudian ia akan hidup dan menghasilkan sesuatu yang lain, oksigen misalnya. kolam tidak bisa menghasilkan air namun bukanlah kolam yang indah jika tidak ada airnya. ia hanya menerima dan menampung apa yang sudah ia terima. apa faedahnya bagi yang hanya menampung dibanding yang menerima untuk tetap hidup? jika dalam satu minggu kolam tidak diisi air, ia akan tetap memiliki air. lain halnya dengan daun, ia akan mati jika dalam satu minggu ia kekurangan air.
Cinta tak ubahnya dengan daun dan kolam. apa faedahnya cinta bagi mereka yang sudah memilikinya? hanya akan membuat hidup mereka lebih indah. lain halnya dengan mereka yang tidak memiliki cinta, mereka akan mati karna kekurangan cinta. menerima dan menampung berbeda dengan menerima untuk tetap hidup. begitu juga dengan cinta. cinta yang ditampung hanya menghasilkan keindahan bagi yang menerima namun cinta yang diberi untuk tetap hidup akan menghasilkan sesuatu yang lain dan berujung pada keindahan. sayangnya, terlalu banyak cinta akan binasa.
Kezia Mamoto
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment