Saturday, September 18, 2010

Kezia's Reviews - Objek Penderita : Buku.



Setiap orang pasti punya buku-buku favorit. Setiap orang pernah baca buku yang nggak bisa hilang dari long-term-memory mereka, sekalipun sudah lewat bertahun-tahun. Dari kecil hidup gue dikelilingi buku, macem-macem jenisnya. Buku pelajaran, komik koleksi gue, kakak gue dan adik gue, buku resep nyokap, novel koleksi bokap, buku diary pembantu gue, buku pinjeman yang akhirnya nggak dibalikin, sampe buku-buku yang masih diplastikin karena kelupaan dibaca. Dan diantara semua buku-buku itu, gue sukanya baca buku cerita. gue pernah mencoba baca buku yang lebih berbobot yaitu kamus, hasilnya gue ngiler diatas lembaran kamus itu hingga tulisannya agak buram. Akhirnya gue balik baca buku yang, at least, gue baca ampe halaman terakhir yaitu buku yang bercerita. Hari ini gue mau laporan dikit tentang beberapa cerita favorit gue. Top Five Story Books....and the count down begin!

5. Harry Potter

Tujuh seri petualangan Harry Potter ini udah gue baca tujuh kali, tujuh-tujuhnya dan nggak bosen-bosen.  Buku yang ditulis sama J.K Rowling ini dirilis tahun 1997 di Inggris. Mulai dibuat film oleh Warner Bros dan ditayangkan perdana tahun 2001. Lika liku Harry Potter memang sempat mengundang berbagai kontroversi, mulai dari kontoversi pengaruh budaya, lingkungan hidup sampai yang terakhir beritanya naskah jilid terakhir sempat dibajak hacker sebelum sepat dilirilis. Buat gue, bacaan ini seger banget. Ibarat jeruk makan jeruk, nggak cocok dicampur duren. Cerita Harry Potter, Lord Voldemort, para Muggles dan sekolah Hogwards ini hanya bisa dinikmati jika kita bermain dialam imajinasi, dan mengalir dalam ide-idenya. Penangkapan imajinasi murni yang nggak dicampur logika. Abis ini gue mau baca untuk yang ke delapan kalinya.

4. The Dave Peltzer Trilogy : A Child Called 'it', The Lost Boy dan A Man Named Dave


Buku yang diangkat dari kisah nyata ini bercerita tentang child abuse atau penganiayaan anak yang dialami oleh Dave Peltzer yang dilakukan oleh ibu kandungnya. Penganiayaan ini berakhir tanggal 5 maret 1973 dan kasus ini dicatat sebagai kasus penganiayaan terburuk dalam sejarah diwilayah California. Setelah 12 tahun hidup dalam penyiksaan ibunya yang adalah seorang alkoholik, ia berhasil diselamatkan oleh dinas sosial tetapi penyelamatan itu tidak berarti ia sudah lepas dari berbagai kesulitan. Perjalanannya setelah keluar dari rumah juga tidak mudah, ia harus tinggal berpindah-pindah rumah penampungan (foster home), sulitnya hidup dalam bayang-bayang masa lalu dan perjuangannya memulihkan gambar diri yang pernah rusak. Trilogi ini bukan hanya memaparkan buruknya perlakuan yang diterima Dave tetapi juga tentang keberanian, kemenangan dan yang paling penting adalah kekuatan untuk memaafkan. " Rest in peace. May God Almighty grant you both eternal peace. Amen" (A Man Named Dave, page 312)

3. Sybil

Buku yang bercerita tentang kisah nyata seorang gadis bernama Sybil Isabel Dorsett dengan 16 kepribadian ini ditulis oleh Flora Rheta Schreiber dan diterbitkan pada tahun 1973, di Indonesia tahun 1982. Filmnya juga ada, diputer tahun 1976, yang main Sally Field. Gue sendiri untung-untungan dapet filmnya saking jadulnya. Satu tubuh dengan 16 kepribadian hasil, lagi-lagi, child abuse yang diderita Sybil yang, lagi-lagi, dilakukan oleh ibunya sangat memukau. Penulisan buku ini diambil dari sudut pandang para "alter ego" dan Sybil sendiri, juga seorang dokter yang menangani kasus ini. 11 tahun menjalani terapi Psikoanalisa, berdasar teori Freud dan hipnotis bersama Dr. Cornelia Wilbur, Sybil berusaha menyatukan 16 alter egonya menjadi satu pribadi, yaitu Sybil. Kasus yang terjadi di Dodge, Minnesota ini emang udah lama berlalu, tapi penelitian dan kasus tentang kepribadian ganda atau multiple personality disorder (MPD) nggak selesai sampai disini. Sejak diterbitkannya buku ini, beberapa kasus mulai terungkap. seperti, yang lebih jadul itu The Three Faces Of Eve tahun 1957, Billy Milligan yang baru-baru ini nongol dan lain-lain. Dalam American Psychiatric Association's Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM), nama MPD sendiri berubah-ubah sejak dimasukan dalam sebuah kategori oleh DSM-II, di DSM-III digroup-kan sebagai Dissociative Disorder (DD) dan yang terakhir di DSM-IV dikategorikan sebagai Dissociative Identity Disorder (DID). Penanganan atau terapinya sendiri dilakukan dengan bermacam-macam pendekatan, mulai dari Psikoanalisa yang dilakukan Dr. Wilbur, Hipnotis, Behaviour, disertai obat-obat anti depresi, dll. Penyebab MPD ini masih terus diteliti seiring dengan bertambahnya kasus MPD yang muncul. Kasus ini nggak gampang dimengerti oleh orang awam, gue sendiri sering ngalamin bertemu oleh beberapa orang yang hanya selentingan mendengar istilah Kepribadian Ganda, mereka berkata dengan pe-de, "kayaknya gue menderita kepribadian ganda! Suer!" padahal masalahnya abis berantem sama pacar. Cuabee deeh!!

2. Love Story by Erich Segal

Buku yang ditulis oleh Erich Segal tahun 1970 ini tipis, kecil dan ringan, cuma 144 halaman versi aslinya. Berlatar belakang tahun 1960-an, kisah cinta dua mahasiswa yang berakhir sedih ini membuat gue kena blues syndrome yang bertahan berbulan-bulan. Buku ini gue baca jaman kuliah, itu juga boleh minjem sih.
Ceritanya simple. Cowok ketemu cewek - jatuh cinta - cinta beda kasta itu ditentang orang tua- kabur- berusaha hidup mandiri tapi kemudian istrinya sakit, terakhir istrinya meninggal. Sedih. Cerita seperti ini kedengaran similar dengan cerita Romeo and Juliet, Layla Majnun dan Siti Nurbaya. Bedanya nggak ada Datuk Maringgih disini. Kejauhan. Keistimewaan buku ini justru karena kesederhanaannya. Kadang kita suka terlena dengan cerita yang berat-berat, *gajah kali, berat.. dooh!,  tapi suka lupa kalo cerita yang sangat ringanpun kalo diceritakan dengan tata bahasa yang manis bisa jadi cerita sepanjang jaman. Buktinya buku imut ini jadi a New York Times best selling novel, dan juga dibuat filmnya yang juga meledak.  Malah si Erich Segal membuat sekuelnya berjudul Oliver's Story di tahun 1977. haaaahhhhhh....jika inget masa-masa itu... *ngelamun.

and finally...

1. Topeng Kaca

Komik karangan Suzue Miuchi ini gue koleksi dari SD. Dari jaman komik masih seharga 2.200 perak. Komik ini bercerita tentang perjalanan dua orang gadis bernama Maya Kitajima dan Ayumi Himekawa memperebutkan peran Bidadari Merah, sebuah lakon yang konon sangat sulit diperankan. Mayuko Chigusa, satu-satunya artis yang berhasil memerankan sekaligus ahli waris pementasan Bidadari Merah. Mayuko Chigusa memilih dua gadis berbakat dan membimbing mereka dengan cara-cara yang unik untuk menuju pentas Bidadari Merah. Serial Topeng Kaca ini punya beberapa sub-judul. Topeng Kaca, Topeng Kaca Syair Lidah Api, Topeng Kaca Sejuta Pelangi, Topeng Kaca Bayang-bayang Jingga, dan yang terakhir Topeng Kaca Bidadari Merah.
Alasan gue memilih buku ini sebagai juara kita hari ini adalah karena ceritanya ngegantung. Komik yang terakhir gue beli, berhenti pada saat-saat terakhir waktu Mayuko Chigusa akan memutuskan siapa yang akan memerankan Bidadari Merah. Abis itu nggak keluar lagi terusannya. Kabarnya Suzue Miuchi, sang pengarang komik keburu meinggal dunia sebelum menamatkan komik ini. Hati ini terbagi antara ingin mengutuk atau ingin berbela sungkawa tapi tidak mampu karena alasan akhlak dan tidak ingin terprovokasi gosip.
Seri ini sekarang banyak diteruskan oleh para pecinta komik jepang kedalam serial tv dengan ending yang berbeda-beda, dan terakhir sempat keluar terusannya, tapi nggak jelas siapa yang bikin dan bagaimana akhir cerita Topeng Kaca. Inilah derita pengikut fanatik, saking serunya sebuah cerita, kita selalu berdebar-debar penasaran nunggu gimana tamatnya. Bagitu penulisnya ngilang, kitanya kentang. kena tanggung. Kamfreedd !!

Sekian.

Kezia Mamoto

0 comments:

Post a Comment