Tuesday, September 14, 2010
Gue suka meng-create playlist. Dikomputer gue punya banyak playlist, dihenpone juga banyak. Semua gue bikin berdasarkan genre music dan mood, karena makin gede mood swing gue makin akut. Dan semua playlist itu gue puter bergantian seiring berubahnya mood gue sama lagu-lagu tersebut. Music rock gabung sama music rock dan gue puter kalo gue lagi merasa metal, music r&b gue gabung sama music r&b dan gue puter kalo gue merasa gaul, dan music jazz gue gabung sama music jazz dan gue puter kalo gue merasa keren dan classy. Gue pernah menggabungkan beberapa genre music, seperti rock dan jazz, akibatnya mood swing gue labil. Dari loncat-loncat, tiba-tiba gue duduk melantai, ya, menulis-nulis diatas lantai dengan jari-jari gue. Gak bagus.
Gue pernah create playlist beberapa lagu yang lagi gue suka. Playlist itu gue kasih nama “Pengantar Bunuh Diri #Vol.1”. isinya lagu-lagu bernada loncat dari lantai 13. Ini lagu-lagunya:
Mantan Terindah – Kahitna
One Last Cry – Brian McKnight
Tersiksa lagi – Wilson Idol
Cinta Sudah Lewat - Kahitna
Over You – Daughtry (yang ini agak nggak nyambung sama yang lain, tapi liriknya, man… beuuhh!!)
Separated – Usher
Dan lain-lain. nah kan, dari judulnya aja udah ketebak, sebelum album selesai diputar, pendengarnya udah nyampe kealam lain, makanya vol.2 nggak dirilis. Dan setelah gue create playlist ini, bener aja. Kakak gue bawaannya matanya bengep. Jangan bayangin dia melakukan kriminalitas kemudian digebukin orang sampe bengep, bukan itu. dia nangis jagung akibat lagu-lagu ini. dan pelampiasannya, isi twitternya mellow2 semua, mengundang simpati khalayak ramai. Gue juga pernah posting album ini di salah satu social site, dan orang-orang commentnya bernada nggak jelas. Mereka kira gue udah siap memutus urat nadi gue. Bahaya!
Seperti halnya kakak gue, dia merasa mellow bukan karena suara merdunya Wilson Idol tapi karena dia denger lirik lagu yang dinyanyikan. Semua lagu yang ada diplaylist itu punya cerita yang sama. Patah hati. Semua lagu mengingatkan gue dan dia sama seseorang, orang yang berbeda tentunya. Dan diujung lagu-lagu itu gue dan dia kompak bilang, “ni lagu buat dia banget!!! Anj….ttt!!” dan gue pun turut berurai air mata sambil, akhirnya, ikutan nyanyi juga. Norak.
Gue inget dulu jamannya radio Prambors (atau Mustang ya?!) ada acara kirim-kiriman lagu. Gue suka banget dengerin acara itu. kebanyakan lagu-lagu yang dikirim bernada cinta dan ditujukan buat pacarnya. Kadang yang nggak masuk akal, ada orang yang kirim lagu buat pacarnya yang ada diluar pulau jawa yang gelombang radionya aja udah beda. Ya, itulah kekuatan romansa, jangankan laut, pulaupun akan kusebrangi demi cintaku padamu. Halaahh.. tujuan pengiriman lagu-lagu itu macem-macem. Ada yang bilang “I lop yu”, ada yang bilang “maafin aku, sayang”, ada juga yang cuma pesen “jadi inget yang semalem…” yang akhirnya bikin pendengar bertanya-tanya “ada apa semalem??” dan mulai berkhayal yang nggak-nggak.
Gue sendiri pernah punya pengalaman sama sebuah lagu. Waktu itu tahun 2001, gue deket sama seorang cowok. Hampir setahun kita jalan tapi nggak pernah jadian. Ada satu dan lain hal yang membatasi hubungan gue sama dia, kita nggak pernah bisa lebih dari sekedar ‘deket’. “You and I would never be Us.”
Dulu kita suka telpon-telponan dan sms-sms an malem-malem. Kalo dia lagi diluar, dia suka sempet-sempetin mampir ketelpon umum cuma buat ngobrol sebentar (gue kagum sama daerah rumahnya yang punya banyak telpon umum koin yang belum dijarah preman) dan gue sendiri suka ngambil posisi pw (posisi wuenaak) dengan nongkrong dijendela kamar kakak gue. Jadi kita suka membahas pemandangan langit pada malam-malam itu. gue masih inget dengan jelas sedikit percakapan gue sama dia waktu itu.
Gue : inget nggak yang dibilang kak CK?
Dia : apa?
Gue : bintang selamanya cuma indah untuk dipandangi, tapi kita nggak pernah bisa ngambil bintang itu untuk ditaro dikamar. Dia tempatnya dilangit.
Dia : kayak gue sama lo, kan.
Dan sejak itu lagunya Padi yang judulnya “Kasih Tak Sampai” pun jadi theme song gue sama dia.
Setiap lagu punya cerita. Setiap lagu punya maksud menyampaikan sesuatu. Kadang kita memenggal lirik sebuah lagu yang sangat representative dengan perasaan kita saat itu. sampai kita berpikir seandainya setiap perasaan dikehidupan nyata begitu mudah diucapkan semudah kita menyanyikan sebuah lagu. Kadang ada perasaan tertentu yang nggak bisa diucapkan dengan gamblang hanya dengan sepatah kata. Kadang kita memerlukan suara orang lain untuk menyampaikan isi hati yang tidak terkatakan.
“Every song has a memory, every song has the ability to make or break your heart. I wish people pay more attention to the song I like, coz the lyrics are the words I’m too scared to say.”
Kezia Mamoto
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment