Sunday, September 19, 2010
Diantara bulan oktober 1977 dan Februari 1978, the Hillside Stranglers, yang terkenal kejahatannya, telah memperkosa, menyiksa dan mencekik hingga mati beberapa wanita muda. Ternyata bahwa sebetulnya ada dua orang anggota Hillside Stranglers- Kenneth Bianchi (Ken), berumur 26 tahun, dan Angelo Buono, saudara sepupunya yang berumur 46 tahun. Setelah bisa lolos dari polisi selama 2 tahun, akhirnya pembunuh terhenti, setelah Bianchi, yang pindah ke Bellingham, Washington, membunuh dua wanita dan kemudian ditahan. Ketika polisi memeriksa SIM Bianchi, ternyata bahwa dia juga terlibat dengan pembunuhan2 di Los Angeles. Berdasarkan pengungkapan peristiwa tadi, polisi menemukan Angelo Buono. The Hillside Stranglers ditangkap.
Dalam hal ini, perhatian kita tertuju pada penuntutan terhadap Bianchi. Ia seorang pemuda yang cerdas dan pandai berbicara dan sama sekali tidak mirip seorang pembunuh yang telah melakukan kejahatan berkali2. para penuntutnya yakin bahwa Ken bersalah, dan andaikata demikian, maka timbulah pertanyaan mengapa ia lakukan pembunuhan itu. Kepada Dean Brett, pengacaranya yang ditunjuk oleh pengadilan, Ken menyatakan bahwa ia sama sekali tidak ingat apa2 tentang hari tanggal 11 jamuari 1977 (malam ketika dua wanita di Washington terbunuh). Dia kelihatan begitu putus asa karena tidak ingat apa2, sehingga ia mempertimbangkan untuk bunuh diri. Pengadilan khawatir akan rencana bunuh diri ini, dan mereka menyuruh datang seorang dokter jiwa untuk memeriksa Ken Bianchi. Berhubung Bianchi tetap menyatakan bahwa ia tidak ingat apa2, dokter jiwa tadi ragu2 apakah Bianchi penderita multiple personality. Dokter jiwa itu memberitahukan keraguan/kecurigaannya kapada pengacara Bianchi dan menyebutkan kasus Bianchi.
Sungguhpun Bianchi tidak memiliki pendidikan formal dalam bidang ilmu jiwa. Dia telah banyak membaca buku mengenai soal itu dan ia membayangkan dirinya sebagai seorang ilmu jiwa dengan harapan untuk menarik korban2 yang tidak curiga. Dia juga sudah membaca tentang orang yang memiliki kepribadian ganda dan berkhayal bahwa cara satu2nya untuk menghindari kursi listrik adalah berpura2 menjadi seorang yang berkrpribadian ganda. Dua malam sebelum ia dijadwalkan untuk bertemu dokter forensic jiwa, Bianchi menonton tv, secar kebetulan ia melihat film “sybil” yang menceritakan orang berkepribadian ganda. Dia dengan sungguh2 menekuni seluruh cerita sambil membuat catatan bagaimana sybil dianiaya semasa kecilnya, betapa seringnya ia bermimpi buruk dan yang paling penting bagaimana sybil berperilaku sebagai orang berpribadi ganda, cara ia bersuara dan bertindak.
Ternyata bahwa dokter jiwa forensic yang mewawancarai Bianchi dua hari kemudian tidak menanyakan tentang kepribadian ganda. Dokter itu sebetulnya berpendapat bahwa kemungkinan adanya pribadi ganda harus diperiksa oleh pakar kepribadian ganda. Tim pembela menunjuk Dr. John.G. Watkins, seorang ahli ilmu jiwa dari univ. Montana dan seorang pengarang terkenal menenai kepribadian ganda. Ketika Bianchi akhirnya diwawancarai Dr.Watkins, ia telah siap untuk bersandiwara. Bianchi berpura2 bahwa ia telah terpengaruh hipnotis, dan bercerita bahwa ia bukanlah Ken Bianchi, tetapi Steve, seorang pembunuh. Steve membenci wanita, steve membenci ibunya. Bianchi berhasil meyakinkan Dr.Watkins, sehingga Dr.Watkins menyarankan kepada pengacaranya supaya mengajukan permohonan tidak bersalah karena Ken dianggap tidak sehat mentalnya.
Berhubung pengadilan sekarang berpihak pada permohanan ketidak warasan mental Bianchi, peradilan memanggil seorang pakar lain . Dr. Ralph B Allison, seorang ahli jiwa dari Davis, California. Di depan Dr. Allison penampilan Bianchi lebih meyakinkan lagi karena dia telah menambah buku bacaannya. Untuk memperkuat bukti bahwa Ken tidak waras, Dr. Watson menjalankan test Rorschach pada Ken dan pada “Steve”. Sementara Ken melihat orang2 yang sedang menari atau seekor kupu2, Steve melihat dua ekor gajah atau sebuah adegan aborsi,dsbnya. Hasil tes itu dikirim kedokter ahli jiwa lainnya. Seseorang yang sama sekali tidak mengetahui tentang kasus ini,Ken dinilai hampir normal, sedangkan steve dianggap sebagai orang yang sakit. Dokter itu telah bekerja selama 40 tahun, dan belum pernah menemukan pribadi seperti Steve. Menurut dia, steve mungkin sekali seorang pemerkosa dan pembunuh. Sekarang Dr.Watson dan Dr.Allison lebih yakin: Ken Bianchi seorang pribadi ganda dan tidak bisa diminta pertanggung jawab atas pembunuhan2.
Karena takut kasus ini sampai terlepas, tim penuntut memanggil pakar mereka sendiri, Dr.Martin Orne. Dia dianggap pakar dunia dibidang ilmu hypnosis dan telah mengembangkan berbagai cara untuk memastikan apakah seseorang berpura2 dibawah pengaruh hypnosis. Logika daripada cara2 ini ialah untuk mengarahkan Bianchi supaya berperilaku tidak konsisten dengan hypnosis yang sebetulnya. Umpamanya Dr.Orne meminta Bianchi untuk membayangkan bahwa ada orang lain dikamar bersama meraka. Lalu pada suatu saat, Bianchi harus berjabat tangan dengan dia. Tidak pernah ada seorang yang dibawah pengaruh hypnosis berjabat tangan dengan orang yang ada dalam khayalan. Hal2 tidak konsisten seperti ini menjadi bukti untuk Dr.Orne bahwa Bianchi telah berpura2 waktu ia dihipnosis. Pernyataan itu sendiri tidak membuktikan bahwa Bianchi berpura2 memiliki kepribadian ganda. Dr.Orne menyarankan kepada Bianchi untuk menanyakan diagnosa pribadi ganda, karena dalam kebanyakan kasus seperti ini, yang terlibat biasanya lebih dari dua kepribadian. Bisa dipastikan bahwa dalam pertemuan berikutnya dengan Dr.Orne, Ken Bianchi memperkenalkan “Billy”, seorang kanak2 yang pemalu.
Akhirnya Ken Bianchi mengakui bahwa tindakannya selama ini adalah penipuan. ia sadar bahwa nasibnya sekarang tidak beruntung dan ia menerima tawaran permohonan supaya dia mengakui salah dalam kasus2 pembunuhan yang dilakukannya untuk menjadi saksi negara terhadap Angelo Buono. Sebagai imbalannya, Ken Bianchi tidak akan dihukum mati, berdasarkan sebagian atas kesaksian Ken Bianchi, Bouno dihukum. Kasus “Hillside Stranglers” telah diungkap dan diselesaikan.
...
Source : Makalah Masalah-masalah Sosial, Universitas Indonesia. Program Pasca Sarjana Ilmu Kepolisian. '2004.
Dipost sebelumnya, gue ada review sedikit tentang Multiple Personality Disorder (MPD), sekarang dikenal sebagai Dissociative Personality Disorder (DID), atau Kepribadian Ganda.
Gue sengaja nge-post kasus ini karena waktu gue baca makalah ini, dikoleksi buku-buku om gue, gue nggak berhenti berpikir tentang satu hal, seberapa pemahaman orang Indonesia tentang MPD sementara istilah 'kerasukan' lebih dipahami dan diterima masyarakat.
Baca juga ini, http://www.mediaindonesia.com/read/2010/04/04/134443/7/5/Tersangka-Miliki-Kepribadian-Ganda.
Gue sengaja nggak ngebahas berita ini karena belum ada keputusan akhir. Kasus Maisy Nathania yang belum selesai diperiksa, sejak kejadian penusukan dibulan Maret 2010. Ikutin beritanya disini : http://search.detik.com/index.php?fa=detik.search&hitsPerPage=10&query=maisy&sortby=time&start=0&site=&kanal=&location=&fromdate=&todate= Gue penasaran pengen tunggu hasilnya.
Baca juga ini, http://www.mediaindonesia.com/read/2010/04/04/134443/7/5/Tersangka-Miliki-Kepribadian-Ganda.
Gue sengaja nggak ngebahas berita ini karena belum ada keputusan akhir. Kasus Maisy Nathania yang belum selesai diperiksa, sejak kejadian penusukan dibulan Maret 2010. Ikutin beritanya disini : http://search.detik.com/index.php?fa=detik.search&hitsPerPage=10&query=maisy&sortby=time&start=0&site=&kanal=&location=&fromdate=&todate= Gue penasaran pengen tunggu hasilnya.
Kezia Mamoto
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment