Tuesday, September 14, 2010
udah lebih dari 6 jam terakhir ini gue ngutak-ngutik blog baru gue. dan gue nggak bisa berhenti memikirkan satu hal yang dari tadi nggak jadi gue posting. yang adalah salah satu surat cintanya L.V. Beethoven buat alm istrinya.
dulu gue pernah baca kumpulan suratnya dan hampir nggak ada yang ngangkut diotak gue, kadar kapasitas bahasa inggris gue pas-pasan. bahasa yang dipakai Beethoven emang setara Shakespeare dijaman romeo and juliet, alias ribet. sementara bahasa inggris gue sangat sing-lish, singapore-english. yang bisanya cuma no-no, can-can (maksudnya, bisa..bisa..), i know lah, dsb. anyway, dari semua kumpulan surat itu, satu yang nyangkut dikepala gue, *akhirnya!!... ini isi suratnya..
to the immortal beloved...
good morning,
though still in bed my thougth go to you, my immortal beloved,
now and then joyfully, then sadly, waiting to learn wheter or not fate will hear us. i can live wholly with you or not at all- yes,i am resolve to wander so long away from you until i can fly to your arms and say that i am really at home, send my soul enwrapped in you in the land of spirit.- yes, un happily it must be so_ you will be the more resolved since you know my fidelity- yo you, no one can ever possess my heart- none- never...
ever thine, ever mine, ever for each other...
pada jaman itu, ini hanya surat. sama seperti jama sekarang klo kita berusaha nulis surat cinta. "dear pacar, akyu kangen kamu, kamu kangen nggak sama akyu?? ngapel donk, pacar." atau yang lebih dahsyatnya surat itu dilampirkan puisi "hati sudah beku. tangan sudah kaku. lidahpun kelu. semua karena memikirkan kamu.".
tapi kenapa keduanya kedengaran begitu berbeda? surat Beethoven yang dibaca pada masa sekarang terdengar begitu luar biasa romatisnya, seakan-akan waktu baca seperti ada kelopak mawar bertaburan diudara, dan semua orang meng-qoutes surat itu untuk ditujukan pada pacar-pacarnya. sementara surat kedua kedengaran begitu lebay, ala-alaan dan jangankan di-quotes, bacanya aja agak merinding disko (makanya jangan dibaca sambil ajeb-ajeb!!)
dua-duanya sama-sama surat. kita hidup dalam transformasi bahasa yang masih berjalan dari masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. dan pada jaman apapun, dua-duanya punya maksud yang sama. untuk menyatakan cinta dengan media tulisan.
cinta yang dituliskan dengan berbagai bahasa menjadi cinta yang tertulis, sementara yang menulis mungkin nggak mampu mengucapkan secara lisan, dengan berbagai alasan. intinya, cintanya sama. jadi kalaupun yang satu terdengar romantis dan yang satu terdengar lebay, jangan dipandang sebelah mata. mungkin kita bukan Beethoven sang komposer terkenal, tapi kita punya cinta yang sama seperti cinta yang dimiliki sang komposer. mungkin kita nggak bisa berbahasa sedashyat beliau, tapi maksud kita sama, kita mau orang yang kita cintai mengerti maksud cinta yang kita ungkapkan. nggak usah dibandingkan, nggak usah iri, nggak usah kebanyakan nge-quotes surat cinta jadul hingga surat kita kehilangan jati diri dan menjadi surat cinta yang labil, tidak mengungkapkan siapa diri kita sendiri.
berbahasalah dengan tulisanmu, temans. buat mereka yang kita cintai mengerti bahwa kebesaran makna setiap kata yang kita tulis adalah cinta tertulis yang layak mereka terima.
Kezia Mamoto
dulu gue pernah baca kumpulan suratnya dan hampir nggak ada yang ngangkut diotak gue, kadar kapasitas bahasa inggris gue pas-pasan. bahasa yang dipakai Beethoven emang setara Shakespeare dijaman romeo and juliet, alias ribet. sementara bahasa inggris gue sangat sing-lish, singapore-english. yang bisanya cuma no-no, can-can (maksudnya, bisa..bisa..), i know lah, dsb. anyway, dari semua kumpulan surat itu, satu yang nyangkut dikepala gue, *akhirnya!!... ini isi suratnya..
to the immortal beloved...
good morning,
though still in bed my thougth go to you, my immortal beloved,
now and then joyfully, then sadly, waiting to learn wheter or not fate will hear us. i can live wholly with you or not at all- yes,i am resolve to wander so long away from you until i can fly to your arms and say that i am really at home, send my soul enwrapped in you in the land of spirit.- yes, un happily it must be so_ you will be the more resolved since you know my fidelity- yo you, no one can ever possess my heart- none- never...
ever thine, ever mine, ever for each other...
pada jaman itu, ini hanya surat. sama seperti jama sekarang klo kita berusaha nulis surat cinta. "dear pacar, akyu kangen kamu, kamu kangen nggak sama akyu?? ngapel donk, pacar." atau yang lebih dahsyatnya surat itu dilampirkan puisi "hati sudah beku. tangan sudah kaku. lidahpun kelu. semua karena memikirkan kamu.".
tapi kenapa keduanya kedengaran begitu berbeda? surat Beethoven yang dibaca pada masa sekarang terdengar begitu luar biasa romatisnya, seakan-akan waktu baca seperti ada kelopak mawar bertaburan diudara, dan semua orang meng-qoutes surat itu untuk ditujukan pada pacar-pacarnya. sementara surat kedua kedengaran begitu lebay, ala-alaan dan jangankan di-quotes, bacanya aja agak merinding disko (makanya jangan dibaca sambil ajeb-ajeb!!)
dua-duanya sama-sama surat. kita hidup dalam transformasi bahasa yang masih berjalan dari masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. dan pada jaman apapun, dua-duanya punya maksud yang sama. untuk menyatakan cinta dengan media tulisan.
cinta yang dituliskan dengan berbagai bahasa menjadi cinta yang tertulis, sementara yang menulis mungkin nggak mampu mengucapkan secara lisan, dengan berbagai alasan. intinya, cintanya sama. jadi kalaupun yang satu terdengar romantis dan yang satu terdengar lebay, jangan dipandang sebelah mata. mungkin kita bukan Beethoven sang komposer terkenal, tapi kita punya cinta yang sama seperti cinta yang dimiliki sang komposer. mungkin kita nggak bisa berbahasa sedashyat beliau, tapi maksud kita sama, kita mau orang yang kita cintai mengerti maksud cinta yang kita ungkapkan. nggak usah dibandingkan, nggak usah iri, nggak usah kebanyakan nge-quotes surat cinta jadul hingga surat kita kehilangan jati diri dan menjadi surat cinta yang labil, tidak mengungkapkan siapa diri kita sendiri.
berbahasalah dengan tulisanmu, temans. buat mereka yang kita cintai mengerti bahwa kebesaran makna setiap kata yang kita tulis adalah cinta tertulis yang layak mereka terima.
Kezia Mamoto
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment