Saturday, October 9, 2010
Angka juga menyatakan sesuatu. Contohnya, mikrolet nomer 37 itu jurusan kampung rambutan-bojong gede, bulan juni tanggal 27 tahun 2010 itu hari minggu, atau nilai raport dibawah angka 5 itu ditulis dengan pulpen warna merah. Jadi angka yang ada disekeliling semesta tempat hidup manusia ini, mengambil bagian sendiri dalam hidup manusia.
Sebuah angka menjadi bermakna hanya jika manusia memutuskan untuk memaknainya menjadi sesuatu. Angka hanya sebuah symbol yang absolute jika dibiarkan, tapi tidak jika dimaknai. Semesta membiarkan angka apa adanya, yaitu untuk menyatakan sesuatu, manusia yang memutuskan untuk menghayati lebih dari itu. Manusia memutuskan untuk memaknai dan menghayati sebuah angka untuk berputar dalam satu kehidupan dan menciptakan sebuah drama. Drama dimana angka menjadi bagian penting dan manusia pelakonnya. Dengan berbagai cara angka menjadi bermakna, dengan berbagai cara angka menjadi alasan dan dengan berbagai pola angka bisa ditempatkan dimana-mana, membuat drama tetap hidup.
Persis seperti yang terjadi pada hari ini, yang jatuh pada tanggal 10-10-10. Didunia infotainment sibuk memberitakan rencana perkawinan Indra Bekti yang akan diadakan pada hari ini. Dia hanya salah satu dari sekian banyak orang yang memilih untuk menikah ditanggal yang hanya ada sekali dalam putaran semesta. Gue nggak kenal Indra Bekti, jadi gue nggak akan cerita tentang dia. Yang gue ceritain ini adalah salah satu teman gue yang sealiran dengan Indra Bekti dalam hal memilih tanggal perkawinan, tanggal 10-10-10. Dua tahun yang lalu teman gue ini sebenernya udah berencana menikah, beberapa kali dia menyebutkan pada tanggal berapakah dia akan menikah. Yang gue inget dia pernah nyebut tiga tanggal, 09-09-09, 08-09-10 dan 10-10-10. Dan yang kesampaian adalah yang terakhir kali dia sebut. Yup, dia bakal nikah hari ini, tanggal 10-10-10.
Banyak orang yang sibuk menentukan tanggal perkawinan dan menghayatinya sebagai hari baik. Sayang, semua hari baik adanya. Semua tanggal sama. Kalau ditanya, apa istimewanya tanggal itu? Secara estetika, komposisi angka yang berulang tiga kali itu kelihatan indah dipandang. Ditambah efek dramatis, tanggal itu dipilih untuk memaknai sebuah hari perkawinan, hari yang diyakini hanya terjadi sekali seumur hidup. Efek dramatis itu akan terulang berkali-kali ketika memori mereka memutar ulang penghayatan akan angka-angka itu. Ada satu kebanggaan dan kesenangan pribadi ketika menyebut tanggal itu.
Sayang, angka-angka itu nggak akan berarti ketika kamu melangkah masuk dalam kehidupan pernikahan yang sebenarnya. Ketika kamu berhadapan dengan benturan ego dengan pasanganmu, akankah kamu masih mengingat angka-angka itu? Beberapa tradisi kuno justru menyakini kebahagiaan pernikahan ditentukan oleh konsep hari baik. Mungkin lebih mudah menyalahkan hari dan tanggal daripada benturan ego dan karakter yang buruk ketika pernikahannya berantakan.
Ada lagi cerita tentang seorang temen yang masih berpacaran. Mereka menandai tanggal dikalender sebagai hari jadi. Mereka memaknai tanggal itu sebagai tanggal bersatunya cinta mereka. Kemudian kalender itu menjadi penuh dengan coret-coretan yang isinya, tanggal sekian aku pertama kali pergi berdua ke restoran itu, tanggal sekian aku dicium pertama kali di taman itu, tanggal sekian aku berantem gila-gilaan, tanggal sekian aku putus sama dia dirumahnya si anu. Begitu putus si wanita mulai menangis melihat coret-coretan dikalendernya. Sibuk mengenang tanggal-tanggal yang mengandung kenangan tertentu. Perasaannya jadi berubah-ubah ketika bangun pagi menyadari bahwa hari ini adalah tanggal yang sama dengan tanggal pertama kali mereka pacaran.
Nggak jauh beda halnya yang terjadi pada si laki-laki. Pernah dia sengaja memutar mobil, mencari jalan lain, mengubah arah perjalanan hari itu hanya untuk tidak melewati tenpat tertentu ditanggal yang mengandung kenangan indah yang sudah berlalu itu. Menghubung-hubungkan tanggal yang satu dengan tanggal yang lain untuk alasan melankolis. Jadilah tanggal-tanggal itu digunakan sebagai alasan berubah-ubahnya mood, emosi, ekspresi bahkan irama kehidupan dalam satu hari.
Ini cuma pendapat gue loh. Hmm.. buat temen gue yang menikah hari ini, gue ucapin selamat menempuh hidup baru dan semoga bahagia. As life goes on, one life come to an end and another has just begun. So happy for you, guys.
Regards,
Kezia Mamoto
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment