Friday, October 8, 2010
Beberapa temen gue sempat terkena shock ringan waktu tahu gue kerja disekolahan. Mereka pikir gue masuk dibagian HRD atau guru BP yang galak atau mangkal jualan buku. Salah cuy! Gue ngajar, dan yang gue ajarin itu anak-anak yang usianya dibawah 5 tahun. Bocah semua. Masih pipis dicelana, ee sembarangan, baru belajar ngomong, jalannya masih sempoyongan dan yang ingusnya masih menggantung-gantung dihidung. Kemudian mereka bertanya sama gue, apa enaknya kerja disekolahan? Dengan bijak gue jabarkan satu persatu.
Pertama, gue nggak harus kesiksa sama yang namanya sepatu. Jadi gue nggak perlu repot mikir perpaduan baju, sepatu dan tas yang senada. Kaki ini nggak perlu tersiksa sama high-heels , boots dan stiletto. Setiap hari gue nyeker atau cuma pake kaos kaki doank. Kemerdekaan kaki adalah hal yang mutlak!
Kedua, gue nggak harus repot ngatur posisi duduk. Bayangin cewek-cewek yang pake rok mini kekantor. Setiap kali duduk otaknya harus alert, konsentrasi penuh mempertahankan sikap duduk anggun yang bikin kaki kesemutan atau duduk sembarangan dengan resiko diintipin. Sangat rempong. Gue setiap hari pake celana. Gue bebas duduk ngangkang, angkat-angkat kaki dan yang lebih sembarangan adalah gue suka berguling-guling. Satu-satunya yang harus gue perhatikan cuma bolong atau nggaknya celana gue. Sangat simple.
Ketiga, karena gue sering menemukan percakapan semacam ini...
- Disuatu siang seorang anak yang belum dijemput mamanya mendatangi gue dan temen-temen gue yang lagi istirahat siang. Dengan wajah serius dia berkata,
Anak itu : miss, I think I’m a superhero.Kita : why?Anak itu : because I help Bella open her water bottle. Bella can’t do it but I can. It hard but I can do it.Kita : so?Anak itu : I think I’m strong.
- Masih tentang anak yang sama... Dikelas lampu tiba-tiba mati. Kemudian dia mengungkapkan analisisnya...
Anak itu : miss, I think I know what happen with the lamp.
Kita : what?
Anak itu : because we have a lot of cable and so the electricity is so heavy.
- Salah seorang rekan guru kita menghabiskan satu bulan mati-matian ngelatih anak kelasnya untuk tampil didepan orang tua murid. Dia mendikte kalimat yang harus dihafalkan dan diucapkan anak-anak itu. Ada seorang anak yang masih cadel ngomongnya dan dia harus mengucapkan kalimat ini : Fireman uses boots to protect his leg. Dan pada hari H dengan lantangnya anak itu berkata,
"Fireman uses boobs to protect his whacks!"
Orang tua muridpun tertegun dan kita hanya bisa pura-pura nggak denger.
- Kepsek gue adalah seorang wanita bertubuh tinggi besar. Untuk menggambarkannya, bayangin gue bisa main petak umpet dan nggak bakal ketemu kalo ngumpet dibelakang dia. Cukup jelas kan? Nah, pada suatu hari datanglah seorang anak menghadap kepsek gue. Dia bilang begini,
Anak itu : miss, why are you so big?
Kepsek: (sewot, nggak terima) your mom also big!
Anak itu : ya I know, but my mom has a baby in her tummy. But you don't have baby, you only have food inside your tummy.
Kepsek gue pergi marah-marah.
Keempat, kelima dan seterusnya.... ketika gue disekolah, gue selalu teringat bahwa ketika kita masih kecil, hidup ini sangat sederhana dan dunia masih berwarna merah jambu.
“One of the most obvious facts about grown-ups to a child is that they have forgotten what it is like to be a child.” - Randall Jarrell
Regards,
Kezia Mamoto
Kezia Mamoto
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comments:
tu anak yg jd ugly duckling yee??
trz emang tu principal tembok bs petak umpet d balik'y..
gimana y nasib'y itu juragan yg d ledek "why are u so big?" sama tu anak,untung g meletus tuh..wkwkwkwkw...
Post a Comment